Minggu, 01 April 2012

Yang Maha Kuasa


Almigthy God

Ini adalah beberapa kisah kemahakuasaan Tuhan, dimana setiap ceritera mempunyai makna dan manfaat yang berbeda namun terkait dengan kehidupan dan intisari Hidup itu sendiri. Saya mencoba menulisnya dengan segala kebodohan dan kekurangannya. Namun saya berusaha mencari tahu dan mengertikannya, disinilah letak kemahakuasaan itu, setiap saat, detik, tempat, diluar maupun di dalam, atas maupun bawah, besar atau kecil, ditempat kosong atau berisi, Dia ada, Dia tiada, Dia ada dimana-mana dan Dialah segalanya… Tuhan Yang Maha Kuasa.

Tempat Ibadah
Dahulu kala hiduplah dua orang yang berbeda status, yang adalah Raja Besar dengan kerajaannya yang megah dan luas, kaya raya, taat pada ajaran dan bijaksana. Dia dihormati orang karena kebaikannya dan kebesarannya. Raja sangat mengetahui semua yang dipunyai adalah karunia Yang Maha Kuasa. Untuk itu, raja ingin menyenangkan Tuhan dengan membangun tempat ibadah yang megah dan indah dari batu pualam dan aksesoris yang mahal. Dia berkata dalam doanya “O, Tuhan, hamba akan memujamu dengan ikhlas karena Engkau telah memberikan Rahmat yang besar ini padaku dan kerajaanku, Hamba akan membuat tempat indah untukMu sebagai tempat memujaMu maka hamba mohon Engkau hadir pada hari peresmian tempat ibadah itu…”. Maka dibangunlah tempat ibadah itu yang tujuannya memuja dan bersembahyang kepada Tuhan…

Yang kedua adalah seorang petani miskin yang sederhana, serba kekurangan namun dia taat dan mengerti semua adalah karunia Yang Maha Kuasa. Dia berencana untuk membangun sebuah tempat ibadah namun karena kekurangan dana dan yang lainnya, akhirnya dia memutuskan untuk membuatnya di dalam hatinya. Petani berdoa ““O, Tuhan, hamba akan memujamu dengan ikhlas karena Engkau telah memberikan Rahmat yang besar ini padaku dan keluargaku, Hamba akan membuat tempat indah untukMu sebagai tempat memujaMu maka hamba mohon Engkau hadir pada hari peresmian tempat ibadah itu…”. Maka dibangunlah tempat ibadah itu yang tujuannya memuja dan bersembahyang kepada Tuhan…

Selang beberapa bulan akhirnya selesailah tempat ibadah itu dan peresmian kedua tempat itu bersamaan waktunya. Raja menunggu dengan sabar kehadiran Tuhan di tempat ibadahNya. Namun Tuhan belum juga datang (versi raja), lama kemudian Tuhan muncul di tempat ibadah Raja. Raja bertanya pada Tuhan tentang keterlambatannya. “O, Tuhan, hamba membuat tempat ibadah yang indah dan megah untukMu, untuk memujaMu dan mengapa Engkau tidak mendatangi tempat ini tepat waktu? Tuhan tersenyum dan menjawab raja : “Wahai raja besar, Aku datang terlambat karena aku juga harus menghadiri peresmian tempat ibadah seorang petani di desa. Raja kaget dan heran dan bertanya lagi : “O Yang Maha Kuasa, kenapa engkau hadir di tempat petani itu lebih dahulu sedangkan hamba juga membuatkanmu tempat ibadah yang indah dan megah di kerajaanku?”. Tuhan menjawab : “Disana lebih Indah dan megah dari tempat ibadahmu”. Raja bertanya-tanya dalam hati, bagaimana ada tempat yang lebih megah dan indah dari tempat ibadah yang dibuatnya. Apakah ada yang lebih kaya darinya? Akhirnya selesailah upacara peresmian itu.

Raja masih penasaran atas jawaban Tuhan tentang tempat ibadah yang lebih Indah dan megah dari tempatnya. Dia mendatangi petani itu di desa dan ingin mengetahuinya. Setelah sampai di rumah petani dan bertemu dengan petani itu raja bertanya tentang tempat ibadah yang lebih megah dan indah dari tempat ibadahnya. “Wahai petani, pada hari peresmian tempat ibadahku di kerajaan Tuhan terlambat hadir karena telah lebih dahulu menghadiri peresmian tempat ibadahmu, dimanakah tempat ibadahmu yang lebih indah dan megah dari tempat ibadahku?” raja bertanya sambil melihat sekelilingnya dan melihat rumah petani miskin itu yang jelek dan tidak ada apa-apa. Dia heran dan terus mencari keberadaan tempat ibadah itu di sekelilingnya.

“Benar tuanku raja, hamba adalah petani miskin yang hidup bersahaja, hamba memuja Beliau Yang Maha Kuasa di tempat ibadah hamba, yang hamba bangun dengan kejujuran hati dan kasih sayang tanpa menggunakan harta benda materi. Tuhan telah hadir pada peresmian itu dan setelahnya akan menghadiri peresmian tempat ibadah yang paduka buat untuk Beliau Yang Maha Kuasa, jawab petani itu. Raja bertanya lagi “Dimana tempat ibadah yang engkau buat itu?. Dengan keyakinan petani itu menjawab “Tuanku raja yang agung, engkau telah mengetahui semua tempat dan mengunjunginya, engkau telah taklukkan semua musuhmu dengan bijak, engkau adalah raja yang Bijaksana yang ingin mencari tahu tentang hidup ini, inilah yang disebut kecerdasan. Baiklah, Hamba membangun tempat ibadah itu di dalam hati hamba, Tuanku raja! Dia ada dalam hati hamba! Yang setiap saat hamba bisa memujanya dan mengingatnya selalu, dan itulah tempat ibadah yang paling megah dan indah bagi Tuhan, dan Dia akan hadir paling awal”.
Raja sadar dan mendekati petani itu dan berkata: “Wahai Guru, engkau bukanlah petani biasa, engkaulah yang lebih bijaksana dari semuanya. Engkau telah mengajariku pengetahuan ini, untuk itu mulai saat ini Engkau kuangkat menjadi Guru besar istana di kerajaanku sebagai rasa syukurku dan terima kasihku”.

Akhirnya raja mengajak petani sederhana itu ke istana dan mengangkatnya menjadi Guru Besar istana. Petani hidup sederhana di istana dan mengajarkan pengetahuannya kepada seluruh rakyat di kerajaan tersebut. Mereka bahagia… damai… damai …damai… 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar